Kamu,
Mimpi besar dari sosok remeh seperti ku,
ketika ku bermain dengan khayal atas perasaan timpang,
hanya tertunduk, menahan letupan rasa yang semakin memuncak
saat itu,
Aku tak ingin terbuai jauh oleh rasa setengah hati,
apalagi mati terbunuh oleh cinta yang sungguh tak pernah
ada...
Melewati hari-hari lain dengan kamu sebagai kerlip terang
yang kemudian hilang,
kembali datang hanya untuk pergi lagi dengan memberi titik
benderang,
Lagi, kunikmati hadirmu sebagai sosok indah yang mungkin tak
terjamah,
yang kemudian hilang pergi dengan desau angin tertunggang
sebagai kawannya...
Namun rasa, benda kecil yang tak pernah bisa bergulat dengan
dusta,
Dia berkata cinta, dia bilang suka,
Entahlah, aku tidak ingin kembali terluka...
Dan waktu memberi kuasa atas lajunya,
detik yang terus berganti, menjadi untaian hari yang terus
menguntai lagi,
aku pun masih di sini, menikmati setengah hatiku akanmu yang
diam tanpa gerak menuju aku...
Bukan pedih saat itu,
hanya harap yang terlalu kuat menohok rongga hati,
hingga sesak saat ku tekan desakannya...
sudahlah, ribuan hari masih ada di sana, lanjutkan langkah
saja...
***
Rasa itu tidak pernah benar-benar pergi,
dia masih sembunyi malu-malu dibalik rasa takut kecewa,
dia masih tersenyum genit ketika namamu terbersit dalam imajiku,
dia masih menunggu rekahan selanjutnya untuk mengindah,
atau mungkin hanya akan layu mengering tanpa balas rasa...
***
Menapaki ribuan hari,
dengan jarak dan waktu yang entah seperti apa,
hanya cinta yang membesar, dan harap yang memudar,
di sana...
***
Dan kamu,
Keindahan dengan sisa-sisa cinta lalu yang nampak melekat
erat,
Malaikat kecil dengan luka terselubung di balik senyum yang
terlalu indah,
Jiwa sempurna dengan langkah goyah,
Dibuat nanar oleh masa yang sedang kamu jelang,
dan dikejar gundah oleh masa yang telah usang...
Aku kemudian mencari celah,
memberanikan diri memasuki ruang berbelit dari wajah yang
mengesankanku dalam tahun,
ingin menyusun kembali hatimu yang hampir menyerpih, berubah
bentuk dan bersisa ikatan masa lalu,
Jangan takut, sayang..., aku hanya akan menunggu ikatan semu
itu terlepas dengan sendirinya,
terlepas, terdorong hati kamu yang merekah lagi, terisi
harap yang aku tawarkan di situ...
Bukankah aku pun sedang menata kembali perasaan yang
tercabik hancur?
kita sama, sayang...
***
Aku tak peduli berapa lama aku akan menunggu,
kunikmati saja hadirmu di sini,
dalam perasaan dalam yang menguat dan mendekat,
dalam harap yang semakin menjadi,
Ingatkah kataku? Sepi tidak akan mengindahkan cinta yang
kamu coba bentuk,
Bersiaplah, karena cinta akan tiba ketika kamu tahu artinya,
Biarkan dia tersambut perasaan yang siap untuk bahagia
kembali,
aku ada di situ...
***
Dan waktu tak pernah salah,
melaju teratur dalam irama indah yang tak pernah pernah
bergerak mundur,
mendekat, dekatkan sosok indah itu menuju hati yang selalu
menanti,
mengindah di ujung kesabaranku tentang rasa akanmu...
memberikan alur halus, cerita indah, kisah lucu,
nyatakan mimpi, indahkan hari, bahagiakan aku...
Saat kamu memberikan ruang kosong di hati kamu,
Saat kamu lepaskan ikatan semu masa lalu kamu,
Saat kamu titipkan satu hati itu,
Saat aku meminta utuh hati kamu...
Terima kasih untuk rasa itu,
untuk hati yang kini kuikat kuat,
untuk langkah yang kau buat mantap,
untuk setiap dekap yang membesarkan jiwaku...
Lihat jalan itu, sayang...
terbentang panjang dengan rintang,
berliku tajam dengan kejam,
menurun tanpa ampun,
dan kadang menanjak tanpa tahap pijak...
Enyahkan takut dan ragumu, sayang...
Aku di sini, yakinkan alunan cerita ini tetap mengalir,
menjadi sebuah kisah membanggakan di masa akan datang,
Ketika semua orang selalu berkata semua akan indah pada
waktunya,
kita tahu bagaimana rasanya...
***
Hari ini, kugenapkan sepuluh jari ini untukmu,
jari-jari yang selalu kamu raih untuk menunjukkan seberapa
banyak cinta aku untuk kamu,
hari ini hanya akan ada aku dan kamu untuk perjalanan kita
yang akan kita jelang,
karena hari ini bukan ujung penantian kita, sayang...
hari ini, garis awal untuk kisah indah lainnya...
Rasakan derap langkah kita,
Akan banyak kisah indah di sana,
dan rasaku yang semakin kuat untuk kamu...
Untuk kamu, untuk cintaku, ketika semua rasa telah
untukmu...
Aku sayang kamu....
15 September 2012
dari hati yang telah mengerti,
dan dari jiwa yang kau beri kilau...
-Ponty-