Thursday, October 11, 2012

Hanya Dia..

Kulihat jam dinding pelengkap kamar yang terus berputar seolah tanpa jengah. Jarumnya berada tepat di angka 7. Rupanya sudah satu jam lebih aku berada di kamar ini. Nampak tak ada suara apapun disini, hanya bunyi jarum jam yang mendominasi ruang telingaku. Sesekali kulihat setiap detail sudut kamarku namun tak ada yang menarik mata untuk ku pandang. Kemudian perhatianku tertuju pada deretan bintang-bintang yang menempel rapi di semua sisi tembok ruangan ini. Kulihat mereka satu persatu, terus apa menariknya mereka? pikirku. Semakin kuperhatikan semakin melayang imaginasiku, seandainya mereka bisa bicara bahasa manusia, apa yang akan mereka katakan padaku malam ini ya? Atau seandainya mereka hanya bisa mendengar suaraku, mungkin ga ya mereka mendengar suara hatiku yang sedang dilanda rindu? Hehehe aku tersenyum sendiri menahan malu. Namun mereka hanyalah sebuah bintang dan bukan bintang sesungguhnya yang berada di langit sana. Mereka hanyalah tempelan yang sengaja di beri perekat lalu melekat di tembok kamar.

Kulihat lagi jam dinding, dia masih berdenting dan berputar. Imaginasiku kembali terbang, kali ini ku amati refleksi diriku sendiri yang kulihat di dalam cermin. Hahaha ngapain sih aku ini, seperti orang tolol dengan senyum-senyum aneh dan sedikit nyinyir. Ini kan bayanganku sendiri ngapain aku mesti lama-lama melihat diriku seperti ini, kuperhatikan diriku dari ujung kepala sampai ujung kakiku, ga ada yang aneh ah pikirku. Eitss tunggu, benda apa ini menempel di sudut pipiku? Jerawat! Benda kecil berwarna merah namun menyisakan sakit kalau ku pijat dan bekasnya ga mudah hilang. Harusnya dia bukan perkara besar yang harus ku khawatirkan. Tapi ya begitulah wanita, sekecil apapun benda itu tetap saja kehadirannya mengganggu dan bahkan sangat mengganggu. Ya sudahlah, nanti juga dia pergi dengan sendirinya.

Ku rebahkan tubuhku diatas tempat tidur berukuran sedang (sekitar 39 x 75 inci atau sekitar 100 x 200 cm lah) lalu ku pejamkan kedua mataku dan terlintaslah raut wajah dia. Ya Tuhan, hari ini aku belum melihatnya bahkan sedikit sekali pembicaraan yang kami lakukan dari pagi sampai sekarang. Tiba-tiba saja aku merindukannya dan semakin memikirkannya. Hmmmm pasti dia juga lagi mikirin aku deh, hehehe. Dan benar saja handphone ku berbunyi pertanda ada sms masuk. Ya.. dia sms aku, kok aku seperti anak SMA yang baru merasakan jatuh cinta ya, itulah hebatnya dia selalu memberikan nuansa yang berbeda disetiap perlakuannya. Terang saja aku semakin menyayanginya, dia sering banget membuatku melayang dengan kata-kata cinta dan pusi-puisinya. Jujur saja aku merasa sangat berarti buat dia, dia selalu membuat aku berharga dalam pikirannya. Dia bisa membawaku ke dalam suasana yang orang sebut cinta. Dia orang yang Tuhan pilih buat ngebagi cinta yang aku punya. Dia akhir penantian panjang dari semua cinta yang pernah aku rasa. Hanya ada dia, dan akan tetap dia. Selamanya.


Bandung, 11 Oktober 2012
Bersama cinta aku berbicara,
-Monty-

No comments:

Post a Comment