Jakarta, buat aku cuma sebuah kata tanpa makna mendalam di
dalam hati. Cuma sebuah kota tanpa kenangan indah di hati. Ibu kota negara, cuma
itu saja yang terlintas di pikiran ini kapanpun aku mendengar kata itu.
Tapi lain dengan Monty, dia pernah menghabiskan waktunya di
sana, dia sempat menghimpun beberapa memori untuk menambah warna-warni hidup
dia. Dia sedang sibuk dengan hidupnya pada saat itu, ketika aku menjalani hari
dalam kegalauan hebat di sini.
Dan Jakarta, hampir merebut kembali dia dari aku, ketika dia sempat memutuskan
untuk kembali membuat sejarah hidup di sana, saat aku berpikir keras untuk
membuatnya tetap di sini.
Entahlah, aku tidak mau dia pergi, aku tidak mau dia jauh
dari sini, padahal aku bukan siapa-siapa buat dia, pada waktu itu.
Dan ketika Monty memutuskan buat menunda kepergiannya, ada
sedikit perasaan senang, ada sedikit harap di sana, walaupun aku sadar kalau
aku bukan alasan dia untuk tetap tinggal.
***
Banyak cerita yang kadang dia bagi dengan aku tentang
Jakarta, khususnya tentang tempat dia
bekerja waktu itu. Dia selalu excited
untuk itu, aku bisa merasakannya dari ekspresi dan energi Monty saat bercerita.
Aku sebenarnya senang mendengar ceritanya, aku senang melihat binar kesenangan
di matanya. Walaupun kadang aku merasa sangat minder ketika dia berbagi
pengalaman kerja dia, kemampuan dia dalam bekerja, yang mungkin jelas jauh
dibandingkan dengan pengalaman dan kemampuan yang aku punya :D
Tak ada masalah dengan itu, hanya kadang pikiran dangkalku
menyeruak. Aku sedikit tidak nyaman dengan itu, karena aku tahu bahwa waktu
yang Monty punya pada saat itu adalah waktu yang tidak Monty bagi dengan aku.
Aku sebenarnya sadar jika pekerjaan Monty pada waktu itu,
dan kehidupan Monty di luar pekerjaannya adalah dua variabel yang berbeda. Tapi
kadang aku melihat benang merah di antara kedua hal itu, dan itu yang kadang
membuat aku merasa sedikit tidak nyaman.
***
Tapi sekarang aku sudah mulai bisa me-manage perasaan ku terhadap adegan-adegan yang muncul di antara
kami. Hari ini, tepat enam bulan kami bersama. Banyak hal yang sudah kami
lalui, banyak pelajaran yang aku dapat dari Monty; Pelajaran tentang cinta,
pelajaran tentang hidup, pelajaran tentang cara menghadapi masalah diantara kami,
dan pelajaran tentang mengatasi letupan-letupan emosi Monty saat mood dan
amarah dia sedang labil.
Cerita kami berdua dimulai pada tanggal 4 Agustus 2012, di
situ lah titik di mana aku membuka lembaran baru kehidupanku, momen ketika kami
memutuskan belajar untuk saling menyayangi, mencintai, dan menulis cerita baru tentang semua keindahan hidup.
6 bulan sudah, kami merasa punya pijakan yang cukup kuat untuk melangkah lebih jauh lagi, untuk membuat kenangan baru, di mana cerita lama kami hanya akan menjadi dongeng sebelum tidur yang begitu saja terlupakan ketika pagi membangunkan tidur indah kami.
***
Dan untuk Jakarta, dulu aku mungkin bukan alasan untuk Monty tetap tinggal di sini. Tapi sekarang, aku adalah alasan dia untuk tidak pernah pergi lagi, tidak untukmu, dan tidak untuk kenangan yang pernah terjadi. Karena aku berjanji, akan membuat hidup dia indah, lebih indah dari apa yang pernah kamu lakukan untuknya.
***
Pattimura 72, 4
Februari 2013...
Dari perasaan bangga
atas waktu yang telah kita bagi.
Happy 6th
Monthiversary, Monty...
Ponty loves you so
much...
No comments:
Post a Comment