Friday, December 28, 2012

New Look, New Hope!



Taddaaa! Tampilan blog kami berubah. Apakah itu artinya cerita kami juga berubah?, mungkin. Perubahan tampilan blog 'pontymonty' ini terjadi secara tidak sengaja. Awalnya kami hanya merubah tampilan background post saja, namun jika kami liat-liat kayaknya kami harus merubah semuanya. Nampak lebih dewasa, bukan?. Hehe. Harapannya sih kisah kami juga turut menjadi dewasa. Dewasa bukan berarti cerita kami jadi tua dan norak.

Di penghujung tahun 2012 ini kami mengharapkan suatu perubahan dalam hubungan kami. Perubahan positif dan semakin matang. Jika Tuhan memberikan izin dan restu-Nya pada kami, insha allah tahun depan kami akan menapaki jejak hidup dan langkah baru dalam kehidupan yang lebih terarah. Aamiin. Harapan aku sih di tahun 2013 yang akan segera tiba ini kami bisa menjadi lebih solid, lebih menyayangi satu sama lain, lebih sukses dan lebih-lebih yang lainnya.

Semua orang pasti punya harapan dalam hubungan yang mereka bina begitupun kami. Kami harus menjadi contoh pasangan yang baik dan bisa jadi teladan  bagi keluarga. Kami ingin di tahun 2013 nanti, semua harapan kami kemarin, hari ini dan besok akan terwujud. Semoga. Dan mudah-mudahan kami akan tetap seperti ini. Seperti pertama kali menjalin hubungan serius ini. Saling memahami, saling toleransi, saling mengingatkan, saling memaafkan dan saling menjaga perasaan masing-masing.

Rasanya tahun 2012 ini cepat sekali meninggalkan kami, tahun dimana kami mulai intens berkomunikasi melalui berbagai alat komunikasi. Tahun dimana kami meresmikan diri menjadi sepasang kekasih. Tahun dimana ada banyak cita-cita dan asa yang mulai mengisi buku kosong kehidupan kami. Tahun dimana kami memulai menjalani sebuah pilihan yang kami sebut bahagia. Aku bahagia menjadi bagian dari hidupnya, bagian dari masa depannya dan bagian dari sisa hidupnya.

-Monty-

Thursday, December 27, 2012

Untuk Ponty



Tuhan mengirimkanmu seperti pelangi. Ia hadir lewat hujan. Begitupun kamu, keindahanmu tak dapat langsung kunikmati namun melalui hujan itu. Hujan yang menjadikan bumi basah bahkan terlalu basah. Hujan yang bisa semua orang nikmati. Seandainya aku bisa memiliki langit sendiri, aku tidak harus berbagi keindahanmu dengan penghuni bumi di bawah langit ini. Setidaknya mereka memiliki pelangi sendiri untuk mereka nikmati.

Buatku, pelangi itu takkan indah jika hanya aku yang menikmatinya. Warna-warni pelangi yang membuatnya indah. Maka aku akan membiarkan orang lain menikmati indahnya warna-warni itu. Biarkan saja mereka menilai pelangi yang ada di langit yang sama. Karena kelak, mereka tidak akan memiliki waktu lagi untuk menikmati pelangi itu. Waktu yang hanya aku punya. Waktu dimana aku berhenti membiarkan keindahan itu sama. Waktu dimana aku memilikimu seutuhnya.




Untukmu, pelangi hatiku
Teuku Angkasa, 27 Desember 2012

-Monty-

All of Sudden!



Kemarin, tiba-tiba dia menatapku dan membicarakan semua hal yang selama ini "mungkin" terbenam dalam otak dan hatinya. Tiba-tiba sekali dia membahas masa lalu dan untuk pertama kalinya dia biasa saja bahkan tak terlihat ada kekesalan seperti biasanya kalau membahas hal itu. Matanya menatap penuh makna, tapi bukan bahagia bahkan amarah. Aku merasa ada yang aneh yang mungkin mengganggu pikirannya hingga ia harus mengatakan semuanya tiba-tiba. Ada sedikit ketakutanku ketika dia mengeluarkan satu demi satu kata yang menjadi rangkaian cerita. Dia bercerita seolah kehidupan masa laluku adalah sebuah peristiwa yang lantas ia tuangkan kedalam sebuah cerita. "Entah aku yang terbawa dalam cerita yang ku buat, atau memang cerita ini memang ku alami sehingga akhirnya aku yang membuatnya?", kata-kata ini tiba-tiba keluar dari mulutnya yang masih bersemangat untuk berkata-kata. Akupun tidak mengerti apa yang sedang dia ucapkan dan apa yang harus aku ucapkan. Aku hanya membiarkannya mengatakan semua yang ingin dia sampaikan.

Didalam ketiba-tibaan itu, aku merasa dia menyembunyikan sesuatu yang membuatnya harus mengatakan itu. Dan yang tidak aku menegerti mengapa dia harus selalu menyesal?. Menyesali bahwa seharusnya dia bersamaku dan tidak membiarkan orang lain merebutku darinya. Aku sama sekali tidak mengerti kenapa harus ada penyesalan? Bukankah bagus untuk kami jika sekarang kami bersatu?. Dia memang oramg yang perfeksionis yang aku kenal, dan mungkin saja dia juga menginginkan kesempurnaan dalam hubungan kami. Tapi buatku, hubungan kami sangat sempurna. Dimulai dari orangtua kami yang saling menyayangi, keluarga yang selalu mendoakan niat baik kami, dan dari diri kami sendiripun demikian. Kami bahagia, dan kebahagiaan kami ini sempurna. Kadang aku masih tak mengerti kenapa dia harus seperti itu? Bukankah itu hanya menyiksa pikiran dan hatinya saja?. Masa lalu yang aku punya, sudah aku buang ke tempat yang tidak bisa aku dan orang lain jangkau lagi. Aku hanya ingin dia tahu, bahwa sesungguhnya dia pun bagian dari masa lalu ku. Masa dimana kami pernah saling suka namun tak saling berbicara. Masa dimana ada perasaan cinta diantara kami namun tak dapat saling memiliki. Masa dimana aku tidak akan pernah melupakannya. Seandainya aku bisa kembali ke masa itu, apakah aku akan bersama dia?. Kita tak pernah tahu tentang apa yang akan terjadi pada kita. Karena kita tidak bisa mengatur semua seperti yang kita inginkan. Semua ini memang sudah jalan Tuhan untuk aku dan dia, kita tidak mungkin menyalahkan Tuhan untuk hal ini, bukan?. Kita hanya bisa memahami bukan menjelaskan. Karena hidup ini kadang tidak bisa dijelaskan. Bagiku, Tuhan sangat adil dengan mempertemukan kami sekarang. Di saat ketidakjelasan datang, Tuhan kembali membawa sosok dia yang sama dalam masa yang berbeda. Tuhan sengaja seperti ini agar kami bahagia dan aku percaya itu. Semoga Tuhan tidak pernah mengganti dia. Karena hanya ada satu dia di dunia ini, Ichsan Sofan Nurzani.

-Monty-

Saturday, December 22, 2012

Yang Terbaik



Terang itu kutemukan kini,
dari setiap tatap yang kau daratkan di sini,
di mata yang sempat nanar akan hidup yang sedang kucari,
dalam benak yang kini berkilau kembali..

Mengapa harus kuhabiskan ribuan hari,
jika satu detikmu telah memberiku makna yang dalam untuk ceriaku?

Tetaplah di sini, beri aku detik lain lagi,
Jangan pernah pergi, beri aku detik lain lagi,
biarkan detik itu menguntai menjadi waktu panjang yang kuatkan hati,
untuk rasa yang tak pernah ingin menuju usai...

Kau putih itu, ketika jiwa mulai meredup,
Tetaplah begitu, hingga hari tak memberiku waktu untuk nafas terhela.
Karena hidup hanya rentetan waktu tanpa kesan,
Jika aku tanpa kamu, jika hidupku tanpa dekapmu...

-Ponty-

Friday, December 21, 2012

Somewhere In this World

16 Desember 2012

Better Late Than Never!



Well, rasanya udah lama tulisanku tak nampak di timeline blog ini. Saking sibuknya, sampe aku lupa cerita apa yang ingin aku tulis. Anggaplah tulisanku sekarang ini bentuk curhatanku tentang dia. Besok, hari dimana satu bulan sebelumnya di tanggal yang sama dia melamarku. Besok, aku dan dia akan bertukar tulisan lewat secarik kertas yang kami sebut surat. Entah kenapa harus dalam bentuk surat, mungkin untuk dokumentasi kami kali ya. Jadi setiap bulannya ada tulisan yang bisa kami kenang satu sama lain. Aku bingung harus nulis apa dalam surat itu, aku bukan tipikal orang yang pandai merangkai kata-kata dan mengubahnya kedalam sebuah tulisan atau surat. Aku juga ga akan ngasih bocoran isi suratku disini.

Sebaiknya kita lupain masalah surat, masalahnya sekarang adalah kenapa aku masih sedikit tidak suka kalau dia mulai mencurigaiku apalagi kaitannya sama mantan atau sama teman-temanku yang notabene-nya masih berhubungan dengan mantan. Buatku sosok mantan itu cukup mengisi masa lalu saja, tak perlu di bahas atau diperdebatkan lagi di saat yang tidak pas. Bahkan buatku, setiap saat pun bukan waktu yang tepat untuk tetap membahas mereka. Aku sudah melupakan mereka sebelum aku memutuskan untuk move on. Jadi kenapa sekarang aku harus move back untuk mengingat mereka?

Sering kami memperdebatkan bahkan bertengkar hanya untuk membahas yang namanya mantan. Sebenarnya aku tak mau terganggu setiap kali ada kalimat “mantan” yang terselip diantara percakapan kami. Tapi rasanya hati ini enggan untuk menerima begitu saja. Setiap kali membahas itu, adrenalinku terpacu dan emosiku meluap yang akhirnya menimbulkan pertengkaran diantara kami. Cukup sudah pembahasan tentang mantan, tentang masa lalu yang sudah tidak mungkin akan pernah terulang lagi. Aku sudah muak dengan materi tentang itu. Kenapa harus ada mantan? Kenapa harus ada masa lalu? Pertanyaannya bukan itu. Masalahnya adalah kenapa kami harus ribut gara-gara masalah itu?. Bukankah kami sudah sepakat untuk tidak membahas masa lalu. Bukankah masa sekarang sudah cukup membuat kami bahagia?. Ya, kebahagiaan itu tak lengkap tanpa ribut-ribut kecil. Yang perlu kami pelajari adalah bagaimana menyikapi dengan dewasa setiap masalah yang timbul akibat masalalu. Aku cukup mengerti kenapa masalalu sangat sensitive, karena itulah aku ingin belajar mengontrol kesensitifanku terhadap masalalu. Aku bahagia dengan kamu sekarang, dan kamu tidak akan pernah menjadi seperti mereka menjadi masalalu. :)

(harusnya tulisan ini ditulis tanggal 14 Nopember 2012) Gak apa-apa-lah-ya kan judulnya juga Better Late Than Never! Hehe..