Wednesday, January 16, 2013

Terimakasih untuk Cinta.


Terimakasih cintaku,
Untuk waktumu yang tak pernah berbatas untukku
Untuk maafmu terhadap semua kesalahanku
Untuk senyummu dalam setiap marahku
Untuk kesetiaanmu meski sering ku buat kau kecewa
Untuk kelembutanmu saat aku keras kepala
Untuk kebijaksanaanmu mengingatkan dan membawaku menjadi dewasa
Untuk kata-kata cinta saat aku mulai manja
Untuk perhatian kecilmu disaat aku lupa
Untuk selalu memastikan keselamatanku setiap bersamamu
Untuk tak pernah memarahiku saat aku mulai diluar batas
Untuk selalu membimbingku untuk menjadi wanita yang bijaksana

Terimakasih kekasihku,
Untuk semua yang ada padamu
Tetaplah begitu sampai aku bisa melakukan hal yang sama untukmu
Sampai aku benar-benar menjadi ideal bagimu
Semoga kamu tidak akan pernah mengalihkan perhatianmu dariku
Karena aku begitu membutuhkanmu
Karena kamu milikku
Dan hanya untukku
Kini hingga penghujung waktu

 -Monty-

Thursday, January 10, 2013

Setitik Syukur Dari Jiwa yang Kecil


Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, Dzat Yang Maha Tinggi, Yang Maha Mulia, Yang Maha Suci, Bismillahirrahmaanirrahiim...

Yaa Allah, Yaa Lathiif, dengan ini Hamba memanjatkan suara hati, dengan lirih dan lembut, bukan untuk meminta, bukan untuk menuntut, hanya untuk berterima kasih, dengan sederhana, dengan segala kekurangan diri, dengan kerendahan hati...

Yaa Allah, Yaa Mujiib, terima kasih untuk semua bulir doa yang Engkau kabulkan, dengan sempurna, dengan indah, dengan lebih menggembirakan dari apa yang hamba minta...

Yaa Allah, Yaa Rahiim, terima kasih untuk sebongkah sayang yang telah Engkau titipkan melalui dia, pendampingku. Sebaik-baiknya kelembutan dan kasih sayang telah Kau tiupkan melalui setiap lengkung senyumnya, dan halus tuturnya.

Aku terima adanya dia, aku terima dengan segala kelebihan dan kekurangan yang  Engkau sematkan padanya. Kelebihan yang memberikan rasa bangga dalam dada, juga kelebihan yang memaklumkan diri ini, bahwa tiada makhluk yang sempurna

Yaa Allah, Yaa Rabb, hamba tahu perjalanan ini tak akan pernah mudah, rintangan yang memaksa kami menyeret langkah, gangguan-gangguan yang membuat kami resah, dan masalah-masalah yang membuat gundah. Namun hamba juga tahu, jika Engkau tak pernah pergi, selalu di sini mengiringi langkah kami, yang tak pernah ingin gontai.

Yaa Allah, Yaa Matiin, kokohkanlah cinta kami, sekokoh rasa yang telah Engkau titipkan pada kami. Sesungguhnya kami hanya makhluk-makhluk kecil dengan cahaya redup, tanpa kilauan cinta yang Engkau pancarkan di raga ini.

Yaa Allah, Yaa Mughni, kayakanlah hati kami, sebagaimana Engkau telah membuat kami kaya dengan harta dan jiwa yang lapang. Jadikan kami pribadi-pribadi pemaaf, pribadi yang saling membutuhkan, untuk senantiasa bersatu, tidak bercerai-berai, dalam mencari jalan untuk pulang kepada-Mu kelak.

Terima kasih untuk berkah ini, hidup yang membahagiakan, hati yang tenang, serta harapan hidup yang nyata.

Terima kasih untuk mengirimkan hamba seorang malaikat pendamping yang selalu menyejukkan hati dan menenangkan jiwa yang kadang goyah.

Lestarikan cinta ini, berkahi, berikan kami ketenangan, kebahagiaan, dan keselamatan, selagi kami hidup di bumi-Mu, hingga nanti kami melangkah pulang ke kampung akhirat-Mu.

Aamiin, Yaa Mutakabbir, Ya Rabbal ‘alamiin...

Tuesday, January 8, 2013

Aku Mencintaimu, Ponty!

Setiap detik yang berlalu semenjak kita bertemu waktu itu sangat bisa kurasa pergantiannya menjadi detik yang baru. Dan setiap hari yang kita lalui selalu mencetuskan cerita yang berbeda judul. Jika kubuatkan sebuah buku, rasanya kertasnya tak akan cukup untuk menampung setiap goresan tintaku. Kalau saja aku boleh melukis awan, aku akan melukisnya menyerupai wajahmu. Agar setiap kali ku tengadahkan wajahku ke langit, aku bisa melihat wajahmu kapanpun dan dimanapun aku berdiri. Sayangnya aku tak bisa. 

Setiap hari kita bertemu, dan setiap kali bertemu kita tetap saling dilanda rindu. Seperti saat ini, saat aku menulis tulisan ini aku tahu kamu masih ingin bertemu dan berbagi ceritamu hari ini denganku. Aku juga begitu. Tapi aku tak ingin memanjakanmu setiap rindu itu datang membelenggu. Aku tak mau tugasmu yang lain terbengkalai karena rindu kita. Masih ada esok, sayang. Esok kita bertemu kembali untuk mengukir rindu yang baru. Jujur, aku tak tega ketika membiarkanmu pulang dengan sebagian rindu yang tersisa. Aku juga ingin kita selalu bersama setiap waktu. Tapi kamu, tugasmu, kehidupanmu yang lain selain aku masih menunggu untuk kau tangani. Biarlah hari ini kita sama-sama menyimpan rindu itu. Rindu yang tak pernah ada habisnya. Rinduku akan kamu. Kamu yang selalu kusebut dalam setiap hela doa-doaku. Aku mencintaimu.



Teuku Angkasa, 8 Januari 2013
-Monty-

Thursday, January 3, 2013

Untuk Monty


Terkadang kamu sesaat sibuk dengan pekerjaanmu, hingga membiarkan aku menunggu. Seperti hari ini, ketika aku mengirim sepotong percakapan di Yahoo Messenger, aku harus menunggu beberapa saat untuk mendapatkan kembali jawaban dari kamu.

Juga ketika kamu tiba-tiba meninggalkan percakapan kita—yang masih di Yahoo Messenger—untuk pamit meeting. Berbincang masalah pekerjaan dengan rekanmu.

Atau kamu yang harus pergi meninggalkan kantor untuk bertemu klien, yang aku tak tahu siapa, seperti apa orangnya, baikkah dia, dan tak akan kah dia bersikap buruk kepadamu?

Aku tak apa-apa, itu pekerjaanmu, aku mengerti. Walau terkadang setitik cemburu di hatiku mencoba meletup. Kadang aku tidak suka kamu membagi perhatianmu dengan apapun selain aku.

Tapi sayang, semoga hanya aku, hanya aku dan jangan dia.

Semoga dia selalu bisa mendapatkan waktumu tanpa menunggu. Semoga dia yang akan selalu bisa bercakap denganmu tanpa harus membagi tempatnya dengan orang lain. Semoga dia selalu mendapatkan waktumu di tempat ternyaman untuk dia, dimana kamu harus meninggalkan semua kegiatan demi dia.

Aku ingin dia mendapatkan bahasa pertamanya darimu. Pelukan pagimu, kecup mesramu, alunan nina bobo darimu. Aku ingin melihat di jiwanya terdapat jiwamu, karena kamu mencurahkan semua perhatian, didikan dan kasih sayangmu pada dia. Aku ingin kamu yang pertama melihat cerianya, juga keluh kesahnya, bahkan tangis sakitnya.

Aku ingin ketika dia memperlihatkan gigi pertamanya ada kamu di situ, ketika dia memamerkan langkah pertamanya kamu ada di situ. Ketika dia fasih melafalkan bunyi huruf R kamu ada di situ. Dan aku ingin ketika dia mendapatkan nilai 100 pertamanya, kamu ada di situ untuk memberikan pelukan hangat untuknya.





Dia, calon buah hati kita kelak. Insya Allah, aku akan mempercayakan dia padamu, di tanganmu, dengan caramu. Insya Allah...


Ciater, 3 Januari 2013
Dari harap yang semakin menguat
-Ponty-