Terkadang kamu sesaat sibuk dengan pekerjaanmu, hingga
membiarkan aku menunggu. Seperti hari ini, ketika aku mengirim sepotong
percakapan di Yahoo Messenger, aku harus menunggu beberapa saat untuk
mendapatkan kembali jawaban dari kamu.
Juga ketika kamu tiba-tiba meninggalkan percakapan kita—yang
masih di Yahoo Messenger—untuk pamit meeting. Berbincang masalah pekerjaan
dengan rekanmu.
Atau kamu yang harus pergi meninggalkan kantor untuk bertemu
klien, yang aku tak tahu siapa, seperti apa orangnya, baikkah dia, dan tak akan
kah dia bersikap buruk kepadamu?
Aku tak apa-apa, itu pekerjaanmu, aku mengerti. Walau
terkadang setitik cemburu di hatiku mencoba meletup. Kadang aku tidak suka kamu
membagi perhatianmu dengan apapun selain aku.
Tapi sayang, semoga hanya aku, hanya aku dan jangan dia.
Semoga dia selalu bisa mendapatkan waktumu tanpa menunggu.
Semoga dia yang akan selalu bisa bercakap denganmu tanpa harus membagi
tempatnya dengan orang lain. Semoga dia selalu mendapatkan waktumu di tempat ternyaman
untuk dia, dimana kamu harus meninggalkan semua kegiatan demi dia.
Aku ingin dia mendapatkan bahasa pertamanya darimu. Pelukan
pagimu, kecup mesramu, alunan nina bobo darimu. Aku ingin melihat di jiwanya terdapat jiwamu, karena kamu
mencurahkan semua perhatian, didikan dan kasih sayangmu pada dia. Aku ingin kamu yang pertama melihat cerianya, juga keluh
kesahnya, bahkan tangis sakitnya.
Aku ingin ketika dia memperlihatkan gigi pertamanya ada kamu
di situ, ketika dia memamerkan langkah pertamanya kamu ada di situ. Ketika dia
fasih melafalkan bunyi huruf R kamu ada di situ. Dan aku ingin ketika dia mendapatkan nilai 100
pertamanya, kamu ada di situ untuk memberikan pelukan hangat untuknya.
Dia, calon buah hati kita kelak. Insya Allah, aku akan
mempercayakan dia padamu, di tanganmu, dengan caramu. Insya Allah...
Ciater, 3 Januari 2013
Ciater, 3 Januari 2013
Dari harap yang semakin menguat
-Ponty-
No comments:
Post a Comment